I.
PENGERTIAN
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan
menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa
maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya.
Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa
kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi,
sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa
penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam i
ni disebabkan oleh sebagian
garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi
dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang
berarti peruraian).
anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia. Proses
ini biasanya digunakan untuk memecah polimer
tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi
tumbuh bertahap (step-growth polimerization).
Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau
reaksi ion-ion garam dengan air. Pada penguraian garam ini, dapat terjadi
beberapa kemungkinan, yaitu :
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga
menyebabkan [H+] dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka
larutan bersifat asam.
Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+]
dalam air akan tetap sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).
Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut
dalam reaksinya menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila
menghasilkan asam atau basa kuat maka hasil reaksinya akan segera terionisasi
sempurna dan kembali menjadi ion-ionnya. Jika ditinjau dari asam dan basa
pembentuknya ada empat jenis garam yang dikenal, yaitu ;
1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
3. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa lemah
4. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air.
Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis,
sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna
membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan Cl
- . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis
sebagai berikut.
KCl (aq) → K + (aq) + Cl
- (aq)
K + (aq) + H 2 O (l)
→
Cl - (aq) + H 2 O (l)
→
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation
asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang
terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan
terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH
3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 +
dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat
terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 + berasal dari basa
lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 +
(aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l)
→
NH 4 + (aq) + H 2
O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 +
) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H
3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi
ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O
+
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang
mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam
lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan
terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na +
. Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat
terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang
tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO
- (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l)
→
CH 3 COO - (aq) + H 2
O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ‑ )
merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑
yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH -
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang
terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat
terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun
netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion
dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3
akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air
membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam
air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan
kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 +
(aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2
O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e)
→ HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa
penyusunnya (Ka dan Kb)
·
Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
·
jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan
terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
·
Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat
netral.
Tetapan kesetimbangan dari reaksi hidrolisis disebut tetapan
hidrolisis dan dilambangkan dengan K h.
Kh = Kw
Ka atau Kb
II.
SENYAWA OBAT
Hidrolisis badan obat bisa menjadi faktor utama dalam
ketidakstabilan solusi. Aspirin, misalnya, mengalami hidrolisis dengan produk
degradasi yang dihasilkan menjadi asam salisilat dan asam asetat. Tingkat
reaksi ini dikatakan urutan kedua, karena tidak hanya tergantung pada
konsentrasi aspirin, tetapi pada pH larutan (misalnya konsentrasi ion hidronium
pada nilai pH larutan kurang dari sekitar 2,5 atau konsentrasi ion hidroksil
pada pH larutan nilai lebih besar dari sekitar 7,0). Pada pH = 7,5, istilah
tarif hidrolisis aspirin dapat ditulis:
mana,
[A] = konsentrasi aspirin
[OH -] = konsentrasi ion hidroksil
K = laju urutan kedua konstan
t = waktu
Jika solusinya adalah buffer sehingga konsentrasi ion
hidroksil dasarnya tetap konstan, tingkat ekspresi mungkin ditulis ulang
sebagai:
dimana,
C = konsentrasi ion hidroksil berubah
Sejak dua konstanta selalu dapat dikombinasikan menjadi satu
konstan, ekspresi di atas adalah sama dengan:
dimana,
K app = KC
Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa penurunan
aspirin dalam larutan buffer pada pH = 7,5 akan mengikuti kinetika orde
pertama, yaitu reaksi akan tampak reaksi orde satu, tergantung hanya pada
konsentrasi dari satu reaktan yaitu aspirin.
Bentuk terpadu dari tingkat ekspresi urutan pertama adalah:
dimana,
A t = jumlah obat yang tersisa pada waktu = t
A o = jumlah obat awalnya hadir
K app = urutan tingkat pertama terlihat konstan
t = waktu sampling
Persamaan ini adalah dalam bentuk:
y = mx + b
dimana,
m = kemiringan garis
b = titik potong y
Untuk hidrolisis aspirin dalam larutan buffer (pH = 7,5),
a-log plot semikonsentrasi sisa aspirin terhadap waktu harus menghasilkan
sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif sebesar-K app.
Yang pertama tingkat pesanan ditentukan secara eksperimental
konstan (K app) dapat terkait dengan urutan tingkat kedua benar konstan dengan
ekspresi:
K app = K[OH - ] K app = K [OH -]
Urutan pseudo degradasi pertama aspirin dalam larutan
buffer pada pH = 7,5 dapat diikuti dengan mengukur peningkatan konsentrasi asam
salisilat spektrofotometri.
Satu mol asam salisilat diproduksi ketika salah satu mol
aspirin merendahkan, maka, dengan menggunakan rasio berat molekul aspirin untuk
asam salisilat, kita dapat menentukan berat aspirin terdegradasi untuk setiap
mg asam salisilat yang dihasilkan.
Dengan demikian, setiap miligram asam salisilat ini
merupakan penurunan 1,304 miligram aspirin. Karena jumlah ini adalah aspirin
awalnya dikenal dan karena jumlah aspirin yang terdegradasi dapat ditentukan,
jumlah sisa aspirin dapat dihitung.
III.
MEKANISME REAKSI HIDROLISIS
Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan
basa yang akan menghasilkan garam dan air yang merubah pH dari campuran
tersebut. Dalam reaksi hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH- dari senyawa
asam dan basa. H+ dan OH- berikatan menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa
asam dan basa yang lain bersatu membentuk dari garam campuran asam basa
tersebut. Garam tersebut dapat bersifat asam atau basa atau netral tergantung
dari sifat – sifat para campurannya apakan asam kuat, asam lemah, basa kuat,
basa lemah.
Contohnya Ketengikan disebabkan oleh adanya perubahan yang
terjadi dari reaksi dengan oksigen di udara-sehingga disebut ketengikan
oksidatif. Off flavour dihasilkan oleh reaksi hidrolisis yang dikatalis oleh
enzim-sehingga disebut ketengikan hidrolisis. Reaksi hidrolisis dan efek
absorpsi dapat dikurangi dengan penyimpanan dingin, transportasi yang baik,
pengemasan yang hati-hati dan sterilisasi sementara ketengikan oksidatif tidak
dapat dikurangi dengan merendahkan temperatur ruang penyimpanan.
Pada reaksi hidrolisis akan dihasilkan gliserida dan asam
lemak bebas dengan rantai pendek (C4 - C12). Akibat yang ditimbulkan dari
reaksi ini adalah terjadinya perubahan bau dan rasa dari minyak atau lemak,
yaitu timbulnya rasa tengik (Djatmiko dan Pandjiwidjaja, 1984). Ketengikan
oksidasi yang umum dijumpai yaitu reaksi oksidasi pada ikatan rangkap dari asam
lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap yang
mempengaruhi reaksi ini menyebabkan lemak menjadi keras dan kental. Peroksida
merupakan hasil antara yang biasanya dipakai sebagai ukuran tingkat ketengikan
(Kaced, et al., 1984). Ketengikan oksidatif merupakan reaksi autocatalytic
dimana laju reaksi meningkat sejalan dengan meningkatnya waktu penyimpanan. Hal
ini disebabkan karena adanya hasil oksidasi awal yang dapat mempercepat reaksi
oksidasi selanjutnya, dan reaksi ini dikenal sebagai reaksi berantai (Schultz,
et.al., 1962).
Ketengikan hirdrolisis disebabkan oleh hidrolisis
trigliserida, adanya uap air dan pembebasan asam lemak bebas. Dalam reaksi
hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan
gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini
terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa
tengik yang disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses
otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Otooksidasi dimulai
dengan pembentukan faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya,
panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat, dan enzim- enzim
lipoksidase.
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak. Reaksi oksidasi lemak akan
berlangsung dalam tiga tahap. Pada tahap permulaan terjadi reaksi pembentukan
radikal lemak bebas dan pemisahan hidrogen dari lemak yang tidak jenuh.
IV.
MANFAAT REAKSI HIDROLISIS
Reaksi hidrolisis digunakan untuk menetralkan suatu campuran
asam dan basa yang menghasilkan air dan garam. Salah satu hasil dari reaksi
hidrolisis yaitu terbentuknya garam yang biasa dijumpai di dapur (NaCl) yang
merupakan produk dari reaksi asam basa
HCl (aq) + NaOH
(aq)
NaCl (aq) + H2O (l)
Reaksi hidrolisis digunakan untuk merubah pH suatu larutan.
·
Garam yang menghasilkan larutan basa, dihasilkan dari suatu reaksi
antara asam lemah dan basa kuat.
·
Garam yang menghasilkan larutan asam dihasilkan dari suatu reaksi antara
asam kuat dan basa lemah.
Selain mengahsilkan garam, reaksi hidrolisis dapat digunakan
dalam bidang pertanian. Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus
dijagam pH tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya.
Oleh karena itu diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu
asam atau basa. Biasanya para petani menggunakan pelet padat (NH 4 )
2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH 4 )
2 SO 4 bersifat asam, ion NH 4 + akan
terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan H + yang
bersifat asam.
Hidrolisis pun dapat digunakan dalm proses pembuatan suatu
larutan yang digunakan dalam rumah tangga. Kita sering memakai bayclin atau
sunklin untuk memutihkan pakaian kita. Produk ini mengandung kira-kira 5 %
NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna, sehingga
pakaian menjadi putih kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan
basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH -,
sehingga garam NaOCl bersifat basa.
0 komentar:
Posting Komentar