Rabu, 22 Januari 2014

Penemu Earphone


Earphone
       Headset diciptakan pertama kali pada tahun 1910 oleh Nathaniel Baldwin, mahasiswa Universitas Stanford. Namun penemuannya ini tidak langsung menjadi perhatian, karena layaknya penemu-penemu zaman itu, Baldwin tidak berminat untuk memproduksi temuannya secara massal. headset pertama kali dbuat antara tahun 1919 dan 1921

           Pada Perang Dunia I, angkatan laut Amerika mengetahui penemuan Baldwin dan memesan 100 headset untuk keperluan perang. Semenjak itulah masyarakat mulai sadar dengan teknologi ini, bahkan pada 1961 headset masuk ke kokpit pesawat, pilot menyukainya karena headset ringan dan nyaman dipakai. Headset pertama kali digunakan untuk pesawat telpon adalah pada tahun 1970. Pada awal 2000, bersamaan dengan meledaknya telpon selular, headset nirkabel berbasis teknologi Bluetooth mulai populer.


>>perkembangan lainya
       Alat dengar telinga untuk telepon sebenarnya sudah ada sejak abad ke-20. Di tahun 1986, terdapat teknologi pengurangan gangguan suara dengan mengembangkan earphone untuk melindungi pendengaran pilot dari kebisingan di first non-stop around-the-world flight. Ketika itu, juga terkenal produksi ear canal earphones dengan active noise control untuk pertama kali. Setelah itu, hanya alat sensitive earphone satu-satunya cara untuk mendengar sinyal audio sebelum amplifier dikembangkan.
Selama tahun 1990 dan 2000 earphones menjadi tipe yang paling digemari untuk alat musik pribadi. Dan tahun 1919,sensitive earphone ini digunakan umumnya untuk radio. Keadaannya belum sebagus sekarang. Gangguan/ noise masih banyak dan kualitas suaranya pun masih kasar/ mentah.

          Dahulu ketika kita menggunakan radio, earphones harus disambungkan ke terminal baterai yang bertegangan volt tinggi dan terminal baterai di tanah. Penggunaan koneksi listriknya pun tidak nyaman bagi pengguna karena menggagetkan. Terlalu sering menggunakan atau terlalu memaksa pemakaian akan menyebabkan kerusakan gangguan pendengaran atau penurunan fungsi pendengaran atau tuli. Apalagi biasanya earphone digunakan dengan diset sekeras-kerasnya untuk ‘melawan’ noise dari luar yang biasanya kita gunakan di tempat-tempat ramai/ bising. Ini sangat berisiko tinggi.

        Ketulian sudah dapat menyerang orang semakin dini. Awal-awalnya telinga yang sering menggunakan earphone tidak terasa apa-apa tetapi ketika hendak mencabut earphone, telinga terasa panas dan berdengung hebat. Itu terjadi akibat kelelahan koklea (rumah siput), yang berperan penting dalam proses pendengaran. Kelelahan koklea yang terjadi terus-menerus dan tak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pendengaran menetap. 

           Untuk orang dengan pendengaran normal, audiogram terletak antara nol dan 20 desibel. Di atas angka itu, artinya kondisi telinga sudah tidak beres. Hanya dapat diobati dengan terapi hiperbalik (memberi obat-obatan khusus) agar tingkat ketuliannya berkurang, tapi tak sembuh. Sebab, yang rusak adalah sel rambut pada organ telinga bagian dalam yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara. Bila bagian ini sudah terganggu dan rusak, tak akan bisa kembali normal. 

      Badan Kesehatan Dunia (WHO), Sound Hearing 2030 juga sudah memprogram untuk mengurangi kasus gangguan pendengaran dan ketulian hingga 50 persen pada 2015, dan 90 persen dalam 15 tahun berikutnya. Masalah utamanya adalah gaya hidup yang salah seperti kebiasaan penggunaan earphone. Selain itu, jangan menggunakannya saat menyetir atau di jalan raya yang berisik. Ini akan membuat pengguna tidak mendengar suara peringatan orang/ mobil lain, dll yang kemungkinan besar menyebabkan kecelakaan. Self-awareness menurun karena pengalihan konsentrasi kita dari lingkungan sekitar dan jalan ke suara dari earphones. 

        Keseimbangan badan pun bisa kacau karena tekanan udaranya mempengaruhi keseimbangan badan ketika kita menggunakan earphone di jalan atau sedang menyetir. Lebih baik kita rajin membersihkan telinga dari ear wax agar tidak infeksi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Best Web Hosting